KalimantanKini.com, Khazanah – Sahabat nabi adalah orang-orang yang hidup pada zaman Rasulullah SAW dan beriman kepada beliau.
Mereka adalah saksi mata dari wahyu dan perjuangan Islam. Salah satu sahabat nabi yang paling terkenal adalah Umar bin Khattab, yang juga menjadi khalifah kedua setelah Abu Bakar ash-Shiddiq.
Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin, pejuang, dan penegak keadilan. Ia lahir di Makkah pada tahun 40 sebelum hijrah, dari suku Quraisy. Sebelum masuk Islam, ia dikenal sebagai orang yang keras, berani, dan tegas.
Ia bahkan pernah berniat untuk membunuh Rasulullah SAW, tetapi berubah pikiran setelah mendengar bacaan Al-Quran dari saudaranya, Fatimah binti al-Khattab.
Umar bin Khattab kemudian masuk Islam pada tahun 6 sebelum hijrah, setelah mendatangi rumah sahabat nabi, Arqam bin Abi Arqam, dan menyatakan syahadat di hadapan Rasulullah SAW.
Kedatangan Umar bin Khattab ke Islam sangat membawa kekuatan dan semangat bagi kaum muslimin, sehingga Rasulullah SAW bersyukur dan berdoa, “Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang dari dua orang yang Engkau cintai, Umar bin Khattab atau Amr bin Hisham (Abu Jahal).
Umar bin Khattab kemudian menjadi sahabat nabi yang setia, ikut berhijrah ke Madinah, dan berpartisipasi dalam berbagai peperangan dan perjanjian.
Ia juga menjadi salah satu penasihat dan mertua Rasulullah SAW, karena menikahi putrinya, Hafshah binti Umar. Ia juga termasuk dalam sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah SAW.
Bagaimana Umar bin Khattab Menjadi Khalifah?
Setelah Rasulullah SAW wafat pada tahun 11 hijrah, Umar bin Khattab menjadi salah satu orang yang paling berduka. Ia bahkan tidak mau percaya bahwa Rasulullah SAW telah tiada, dan mengancam siapa saja yang mengatakan hal itu.
Namun, setelah mendengar pidato Abu Bakar ash-Shiddiq yang mengutip ayat Al-Quran, “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelum dia beberapa orang rasul.
Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang?” (QS. Ali Imran: 144), Umar bin Khattab pun tersadar dan menangis.
Umar bin Khattab kemudian mendukung Abu Bakar ash-Shiddiq untuk menjadi khalifah pertama, dan menjadi wakilnya. Ia membantu Abu Bakar ash-Shiddiq mengatasi berbagai masalah yang muncul setelah wafatnya Rasulullah SAW, seperti murtad, penolakan zakat, dan penyebaran Islam ke luar Arab.
Ia juga menjadi salah satu orang yang mengusulkan untuk mengumpulkan dan menulis Al-Quran dalam satu mushaf.
Ketika Abu Bakar ash-Shiddiq sakit dan akan meninggal pada tahun 13 hijrah, ia menunjuk Umar bin Khattab sebagai khalifah selanjutnya, dengan persetujuan para sahabat nabi. Umar bin Khattab awalnya menolak, karena merasa tidak pantas dan khawatir tidak bisa menjalankan amanah dengan baik.
Namun, Abu Bakar ash-Shiddiq meyakinkan bahwa Umar bin Khattab adalah orang yang paling tepat untuk menggantikannya, karena ia memiliki sifat yang kuat, tegas, berani, dan bijaksana.
Apa Saja Prestasi Umar bin Khattab sebagai Khalifah?
Umar bin Khattab menjadi khalifah kedua selama 10 tahun, dari tahun 13 hijrah hingga 23 hijrah. Selama masa kekhalifahannya, ia berhasil membawa Islam ke puncak kejayaan, baik dari segi politik, militer, ekonomi, sosial, maupun agama.
Berikut adalah beberapa prestasi Umar bin Khattab sebagai khalifah:
- Melakukan ekspansi wilayah Islam ke berbagai negeri, seperti Syam, Mesir, Irak, Persia, dan sebagian Afrika Utara. Ia juga berhasil merebut kota-kota penting, seperti Yerusalem, Damaskus, Kairo, dan Baghdad. Ia mengirimkan para panglima dan pasukan yang tangguh, seperti Khalid bin Walid, Amr bin Ash, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan lain-lain. Ia juga mengatur strategi perang, diplomasi, dan administrasi wilayah dengan cermat dan adil.
- Menegakkan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat, baik muslim maupun non-muslim. Ia memberlakukan sistem pemerintahan yang teratur dan efisien, dengan membentuk dewan syura, mengangkat para gubernur dan hakim, dan mengawasi kinerja mereka. Ia juga mengatur keuangan negara dengan baik, dengan menetapkan sistem zakat, kharaj, jizyah, dan baitul mal. Ia juga memperhatikan kebutuhan rakyat, seperti pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Ia juga memberikan bantuan kepada fakir miskin, yatim piatu, janda, dan orang-orang yang membutuhkan.
- Menjaga kemurnian dan kesatuan ajaran Islam, dengan mengikuti sunnah Rasulullah SAW dan Al-Quran. Ia juga menghormati dan menghargai para sahabat nabi, ulama, dan ahli ilmu. Ia juga mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, dengan mendirikan masjid, madrasah, rumah sakit, dan perpustakaan. Ia juga mengenalkan beberapa inovasi, seperti kalender hijriyah, adzan untuk sholat Jumat, tarawih berjamaah, dan pembagian wilayah menjadi beberapa kota.
Bagaimana Kisah Wafatnya Umar bin Khattab?
Kisah wafatnya Umar bin Khattab adalah salah satu kisah yang paling menyedihkan dan mengharukan dalam sejarah Islam.
Umar bin Khattab wafat setelah dibunuh oleh seorang budak Persia bernama Abu Lu’lu’ah Fairuz, yang menyimpan dendam karena tidak dibebaskan oleh Umar bin Khattab. Abu Lu’lu’ah Fairuz juga merasa sakit hati karena kekalahan Persia oleh pasukan Islam.
Pada suatu hari, Abu Lu’lu’ah Fairuz datang ke masjid Nabawi, tempat Umar bin Khattab menjadi imam sholat subuh. Ia membawa belati yang sudah dicelupkan ke racun.
Ketika Umar bin Khattab sedang ruku’, Abu Lu’lu’ah Fairuz menusuknya sebanyak enam kali di perut, dada, dan punggung. Umar bin Khattab pun roboh dan berdarah. Abu Lu’lu’ah Fairuz kemudian melarikan diri, tetapi ditangkap dan dibunuh oleh para sahabat nabi.
Umar bin Khattab kemudian dibawa ke rumahnya, dan diperiksa oleh dokter. Dokter mengatakan bahwa luka-lukanya sangat parah, dan tidak ada harapan untuk sembuh. Umar bin Khattab pun sadar bahwa ajalnya sudah dekat, dan bersiap-siap untuk menghadap Allah SWT.
Ia kemudian berwasiat kepada putranya, Abdullah bin Umar, untuk memilih salah satu dari enam sahabat nabi yang telah ditunjuk oleh Abu Bakar ash-Shiddiq sebagai khalifah selanjutnya.
Keenam sahabat nabi itu adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan Sa’ad bin Abi Waqqash.
Umar bin Khattab juga meminta maaf kepada semua orang yang pernah ia salah, dan meminta doa dari semua orang yang pernah ia beri kebaikan.
Umar bin Khattab wafat pada hari Senin, 26 Dzulhijjah 23 hijrah, pada usia 63 tahun, sama seperti usia Rasulullah SAW dan Abu Bakar ash-Shiddiq.
Ia dimakamkan di samping Rasulullah SAW dan Abu Bakar ash-Shiddiq, di masjid Nabawi. Ia meninggalkan warisan yang sangat besar bagi umat Islam, baik dari segi ilmu, amal, maupun akhlak.
Penutup
Umar bin Khattab adalah salah satu sahabat nabi yang paling mulia, berpengaruh, dan berjasa dalam sejarah Islam. Ia adalah seorang pemimpin, pejuang, dan penegak keadilan yang membawa Islam ke puncak kejayaan.
Ia juga adalah seorang muslim yang taat, zuhud, dan cinta kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. Kisah wafatnya Umar bin Khattab adalah kisah yang penuh dengan hikmah dan pelajaran bagi kita semua.
Semoga Allah SWT merahmati Umar bin Khattab, dan menjadikannya sebagai salah satu penghuni surga. Semoga Allah SWT juga memberi kita kekuatan, keberanian, dan kebijaksanaan seperti Umar bin Khattab. Aamiin.
Referensi
- https://www.republika.co.id/berita/qg0x9f328/umar-bin-khattab-sahabat-nabi-yang-dulu-mau-membunuh-rasulullah
- https://www.nu.or.id/post/read/123571/umar-bin-khattab-sahabat-nabi-yang-berani-mengakui-kebenaran
- https://www.dream.co.id/parenting/umar-bin-khattab-sahabat-nabi-yang-dipilih-abu-bakar-sebagai-khalifah-201215r.html
- https://www.kompasiana.com/abuabdillah/5f7c8b0c097f366a0a7a8a9e/umar-bin-khattab-khalifah-yang-membawa-islam-ke-puncak-kejayaan
- https://www.islampos.com/kisah-wafatnya-umar-bin-khattab-ra-234894/